Rabu, 13 Januari 2016

Karya Ilmiah Sederhana Analisis Penokohan dalam Novel Salah Asuhan Karya Abdul Muis



KARYA ILMIAH SEDERHANA

Tentang
Analisis Penokohan dalam Novel Salah Asuhan
Karya Abdul Muis

Dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
di Madrasah Tsanawiyah Persatuan Umat Islam Tenajar


 

Di Susun Oleh
1.              __________________
2.              __________________
3.              __________________


MADRASAH TSANAWIYAH
PERSATUAN UMAT ISLAM TENAJAR
MTs PUI TENAJAR 
TAHUN 2015



KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah subhanahu wataala, yang telah memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah sederhana ini.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan karya ilmiah sederhana ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia pada semester II di Kelas IX Madrasah Tsanawiyah Persatuan Umat Islam Tenajar.
Namun dalam penyusunannya kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kualitas sempurna, oleh karena itu dengan rendah hati kami menanti saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua selaku pembaca.
Dalam kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat:
1.         Bapak Samsul Farikhin, S.Ag., M.S.I, selaku Kepala MTs PUI Tenajar,
2.         Bapak Johan Syah, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia,
3.         Seluruh civitas akademika MTs PUI Tenajar, baik yang membantu secara langsung atau tidak langsung dalam menyelesaikan karya ilmiah sederhana ini.
Harapan kami semoga karya ilmiah sederhana ini dapat berguna untuk para pembaca, khususnya untuk pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia di MTs PUI Tenajar.

Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang Masalah
Sastra merupakan ungkapan pikiran manusia dalam bentuk karya tulis yang diberi aturan keilmuan agar menjadi indah untuk dibaca, didengar, dan dirasakan.  Dalam ilmu kesusastraan sastra dibagi ke dalam 3 genre, yaitu; puisi, prosa, dan drama.
Dalam genre prosa kita bisa menjumpai novel, cerpen, dan cergam yang tentunya sudah sering dinikmati lewat membaca dalam rangka tugas sekolah atau ketika sedang dalam keadaan santai sebagai bacaan ringan.
Salah satu novel yang pernah dibaca penulis adalah karya Abdul Muis dengan judul Salah Asuhan yang diterbitkan pada tahun 1928. Dalam novel tersebut diceritakan karakter tokoh yang menurut penulis sangat menarik untuk dilakukan penelitian.
Oleh karena itu melalui karya ilmiah sederhana ini penulis ingin melakukan penelitian terhadap karakter tokoh yang ada di dalam novel Salah Asuhan tersebut.
1.2.  Identifikasi Masalah
1.2.1.      Penokohan dalam novel Salah Asuhan,
1.2.2.      Alur cerita dalam novel Salah Asuhan,
1.2.3.      Amanat pengarang dalam novel Salah Asuhan,
1.2.4.      Tema dalam novel Salah Asuhan.
1.3.  Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis, maka penulis hanya melakukan penelitian terhadap penokohan dalam novel Salah Asuhan.
1.4.  Rumusan Masalah
Masalah dalam karya ilmiah sederhana ini jika dijadikan rumusan masalah maka akan menjadi sebuah pertanyaan, bagaimanakah penokohan yang ada dalam novel Salah Asuhan karya Abdul Muis?

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.   Pengertian Novel
Menurut Nurhadi dkk, novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan.
2.2.   Pengertian Novel Salah Asuhan
Salah Asuhan adalah sebuah novel Indonesia karya Abdoel Moeis yang diterbitkan tahun 1928 oleh Balai Pustaka. Novel yang kala itu terbit di Hindia Belanda ini sekarang telah dianggap sebagai salah satu karya sastra Indonesia modern awal terbaik sepanjang masa (Siregar, 1964).
2.3. Pengertian Penokohan dalam Unsur Intrinsik
      Penokohan adalah cara sastrawan menampilkan tokoh (Aminuddin, 1984:85).


BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Sinopsis Novel Salah Asuhan Karya Abdul Muis

Hanafi laki-laki muda asli Minangkabau berpendidikan tinggi dan berpandangan kebarat-baratan, bahkan ia cenderung memandang rendah bangsanya sendiri. Dari kecil Hanafi berteman dengan Corrie Du Busse, gadis indo-belanda yang amat cantik parasnya. Karena selalu bersama-sama mereka pun saling mencintai, tapi cinta mereka tidak dapat disatukan karena perbedaan bangsa. Jika orang pribumi menikah dengan keturunan Belanda maka mereka akan dijauhi oleh para sahabatnya dan orang lain. Untuk itu Corrie pun meninggalkan Minangkabau dan pergi ke Betawi. Perpindahan itu sengaja ia lakukan untuk menghindar dari Hanafi dan sekaligus untuk meneruskan sekolahnya.Akhirnya ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah. Rapiah adalah sepupu Hanafi, gadis Minangkabau sederhana yang berperangai halus, taat pada tradisi dan adatnya. Ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah yaitu untuk membalas budi pada ayah Rapiah yang telah membantu membiayai sekolah Hanafi. Awalnya Hanafi tidak mau karena cintanya hanya untuk Corrie saja, tapi dengan bujukan ibunya walaupun terpaksa ia menikah juga dengan Rapiah. Karena Hanafi tidak mencintai Rapiah, di rumah Rapiah hanya diperlakukan seperti babu, mungkin Hanafi menganggap bahwa Rapiah itu seperti tidak ada apabila banyak temannya orang Belanda yang datang ke rumahnya. Hanafi dan Rapiah dikaruniai seorang anak laki-laki, yaitu Syafii.
Suatu hari Hanafi digigit anjing gila, maka ia harus berobat ke Betawi agar sembuh. Di Betawi Hanafi dipertemukan kembali dengan Corrie. Disana, Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih tetapi walaupun Hanafi seperti itu, Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan ibu Hanafi. Perkawinannya dengan Corrie ternyata tidak bahagia, sampai-sampai Corrie dituduh suka melayani laki-laki lain oleh Hanafi. Akhirnya Corrie pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju Semarang. Corrie sakit kolera dan meninggal dunia, Hanafi sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas kematian Corrie, Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan menemui ibunya. Disana Hanafi hanya diam saja. Seakan-akan hidupnya sudah tidak ada artinya lagi. Hanafi sakit, kata dokter ia minum sublimat (racun) untuk mengakhiri hidupnya, dan akhirnya dia meninggal dunia.

3.2. Analisis Penokohan dalam Novel Salah Asuhan Karya Abdul Muis
NAMA TOKOH
TEKS NOVEL
ANALISIS
Hanafi
1.      Hanafi laki-laki muda asli Minangkabau, berpendidikan tinggi dan berpandangan kebarat-baratan, bahkan ia cenderung memandang rendah bangsanya sendiri.
2.      Karena Hanafi tidak mencintai Rapiah, di rumah Rapiah hanya diperlakukan seperti babu, mungkin Hanafi menganggap bahwa Rapiah itu seperti tidak ada apabila banyak temannya orang Belanda yang datang ke rumahnya.
3.      Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan Rapiah.
4.      Perkawinannya dengan Corrie ternyata tidak bahagia, sampai-sampai Corrie dituduh suka melayani laki-laki lain oleh Hanafi.
5.      Hanafi sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas kematian Corrie, Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan menemui ibunya.
6.      Hanafi sakit, kata dokter ia minum sublimat (racun) untuk mengakhiri hidupnya, dan akhirnya dia meninggal dunia.
5
Corrie
1.      Dari kecil Hanafi berteman dengan Corrie Du Busse, gadis indo-belanda yang amat cantik parasnya.
2.      Untuk itu Corrie pun meninggalkan Minangkabau dan pergi ke Betawi. Perpindahan itu sengaja ia lakukan untuk menghindar dari Hanafi dan sekaligus untuk meneruskan sekolahnya.
3.      Di Betawi Hanafi dipertemukan kembali dengan Corrie. Disana, Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan Rapiah.
4.      Perkawinannya dengan Corrie ternyata tidak bahagia, sampai-sampai Corrie dituduh suka melayani laki-laki lain oleh Hanafi. Akhirnya Corrie pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju Semarang.

Rapiah
1.      Rapiah adalah sepupu Hanafi, gadis Minangkabau sederhana yang berperangai halus, taat pada tradisi dan adatnya.

2.      Karena Hanafi tidak mencintai Rapiah, di rumah Rapiah hanya diperlakukan seperti babu, mungkin Hanafi menganggap bahwa Rapiah itu seperti tidak ada apabila banyak temannya orang Belanda yang datang ke rumahnya.

3.      Disana, Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih tetapi walaupun Hanafi seperti itu, Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan ibu Hanafi.
Ibu Hanafi
1.      Akhirnya ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah.
2.      Ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah yaitu untuk membalas budi pada ayah Rapiah yang telah membantu membiayai sekolah Hanafi.
3.      Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih tetapi walaupun Hanafi seperti itu, Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan ibu Hanafi.
4.      Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan menemui ibunya.

Syafii
Hanafi dan Rapiah dikaruniai seorang anak laki-laki, yaitu Syafii.

 



BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Penokohan yang disuguhkan oleh pengarang merupakan gambaran kondisi sosial masyarakat pada zaman itu, di mana adat istiadat masih melekat kuat pada masyarakat Minagkabau. Namun dari sekian banyak masyarakat Minangkabau yang memegang teguh adat, ada saja sebagian masyarakat yang menganggap bahwa adat istiadat lokal tidak memiliki gengsi/prestis untuk dijadikan tuntunan dalam hidup bermasyarakat.



DAFTAR PUSTAKA

http://amarianadewi.blogspot.com/2013/12/sinopsis-novel-salah-asuhan.html 

1 komentar:

  1. 1xbet korean - How To Use & Deposit With 1XBET Kenya
    1xbet korean - Best & Top Betting Websites for Betting Online in Kenya · 1xbet korean. 1xbet 1xbet зеркало korean - Top Betting Websites for Betting Online in Kenya.

    BalasHapus